METODE CEPAT MENGHAFAL TASHRIF
IMTSALATUT TASHRIFIYYAH
فعل – نصر – مد – صان – غزا – أمل
Basa
Jawa = Wus agawe sopo lanang siji- Wus nulung sopo lanang siji- Wus dawo opo
perkoro siji- Wus ngrekso sopo lanang siji- Wus perang sopo lanang siji- Wus
angen2 sopo lanang siji
Bahasa
Indonesia= Satu orang laki2 telah
mengerjakan- Satu orang laki2 telah menolong- Suatu perkara sudah panjang-Satu
orang laki2 telah menjaga- Seorang laki2 telah berperang- Seorang laki2 telah
berangan2
*Rumus
praktis
Mad : Madda
Sho : Shona
Gho : Ghoza
Am : Amala
+NASHihun dan ahMAD SHOleh GHOshob kAMbal
PERTANYAAN-PERTANYAAN Dalam
redaksi tashrif yang digunakan sbg wazan adalah lafadz FA’ALA YAF’ULU, mengapa
demikian ketentuannya?
Jawab: Karena lafadz FA’ALA
YAF’ULU memuat huruf yang terdiri dari 3 makhroj yang meliputi bibir, mulut dan
tenggorokan. Sedangkan kalau dari sisi maknanya bias mengarah kpd semua
pekerjaan.
2.
Dalam bab ini Fi’il madhi Fa’
Fi’ilnya diharokati fathah berbeda dengan ‘ain fi’ilnya yang tiap2 bab dari
tsulatsi mujarrod mengalami perubahan?
Jawab: Hal itu disebabkan
karena ringannya harokat fathah. Seandainya Fa’ fi’il di sukun maka tidak
diperbolehkan sebab tidak bias meengawali sebuah kalimat dengan huruf mati,
begitupun dengan harokat dlommah atau kasroh sebab berat.
3.
Pada isim fa’il dari madi
GHOZA kenapa kok dibaca GHOZIN dengan memakai tanwin?
Jawab: Lafadz GHOZIN dengan
sighot berbentuk isim fa’il dibaca tanwin kasroh karena tanwin itu berfungsi
menunjukan terhadap adanya huruf Illat yang dibuang yang terletak di akhir
kalimat dalam hal ini adalah huruf Ya’, dengan hal ini maka seakan2 tanwin
menempati posisi dari huruf ya’ yang dibuang.
4.
Dalam bina’ mudho’af
dijelaskan bahwa bahwa jika ada ‘Ain dan Lam fi’il yang hurufnya sama dalam
kalimat maka diidhgomkan sesuai dengan syarat dalam bina’ mudho’af dalam hal
ini LAA YAMUDDU boleh untuk tidak diidghomkan ?
Jawab: Boleh untuk tidak
diidghomkan, karena melihat syarat pengidhoman itu sendiri salah satunya adalah
huruf yang kedua haruslah menyandang harokat sedang seperti lafadz LAA YAMUDDU
huruf keduanya tidak melainkan mati oleh sebab itu boleh di baca LAA YAMDUD
5.
Apakah Masdhar dari fi’il
Tsulatsi dihukumi Qiyasi?
Jawab: Tidak hal ini menurut pendapat dari Imam
Syibawaih sebab sulit untuk dibatasi karena terlalu banyaknya bentuk dari
Masdar itu sendiri dalam Fi’il Tsulatsi ini. Namun menurut Imam az-Zamahsari
BELIAU MENGATAKAN HULUMNYA Qiyasi karena banyak digunakan.
0 Response to "METODE CEPAT MENGHAFAL TASHRIF"
Post a Comment